Minggu, 13 Maret 2011

Hal Yang Tersembunyi Dari Perayaan Valentine Days

Setiap bulan Februari, pasti kita bakal disodori oleh momen merah jambu. Apalagi pas tanggal 14 Februari, ada yang merasa deg-degan menyambutnya. Banyak yang beranggapan, bulan Februari identik dengan even Valentine’s day yang romantis.

Hari itu, adalah saat yang cocok untuk "nembak sang doi" buat yang belum punya "gebetan". Umumnya, Valentine’s Day diperingati dengan bertukar kado dan hadiah. Sebagian besar berupa coklat, atau bunga. Ini bagi yang ekonominya pas-pasan. Tapi kalau untuk yang menengah keatas bisa sampai memberi hadiah berupa televisi, sepeda motor, apartemen, atau kapal pesiar sekalian.

Meski sebagian besar kaum muda kita tidak mengerti asal-muasal Valentine’s Day secara jelas, namun tidak sedikit yang merayakan. Mulai dari mall, kampus, bahkan di sekolah kita, dan hebatnya cukup banyak juga yang saling mengucapkan selamat ber-valentine. walaupun tidak tahu menahu tentang asal usulnya, Ibarat kita tertawa terbahak bahak melihat sesuatu yang tidak lucu.

Meskipun berbagai macam makalah, tulisan, nasehat mengatakan bahwa Valentine Days bukan berasal dari Islam, tetapi tetap saja kita seakan tidak peduli bahkan cenderung menutup telinga seolah olah tak mendengar.

Alasan paling banter bagi para pengikut Valentine’s Day adalah, ”Kita kan seneng-seneng aja, nggak ada maksud untuk mengikuti budaya agama lain.” atau ”Di Islam kan kita dianjurkan untuk berkasih sayang, nah, Val Day ini momen yang pas untuk berkasih sayang.”

Betulkah alasan tersebut dikeluarkan saat orang orang diluar Islam tertawa dalam hati melihat budayanya diakui? Untuk menjawab kegalauan sobat semua, berikut kami uraikan sejarah, tanya jawab, dan asesoris yang berhubungan dengan Valentine Days.

1. Sejarah Valentine Days Yang tersembunyi?
“The history of Valentine’s Day and its patron saint is shrouded in mystery”, begitu lansir situs http://www.history.com. Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling popular, memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang dipenggal tanggal 14 Februari 269. Ini pun punya banyak versi.

Satu-satunya yang pasti dalam tradisi Valentine days adalah bahwa tradisi itu diawali dari tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, yang penuh legenda, mitos, dan penyembahan berhala.

Dalam tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yaitu momen pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Dewanya orang Romawi dan Yunani kuno.

Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, ini kembali pada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Di zaman Roma Kuno, para pemuka agama pagan, tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan korban berupa kambing kepada sang dewa.

Setelah itu, mereka minum anggur dan lalu berlari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba. Tidak lupa, mereka bakal menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Khususnya para gadis dan perempuan muda.

Mereka bakal berebut untuk disentuh kulit kambing itu, karena mereka percaya kalo sentuhan kulit kambing akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. "Ayo-ayo, disini ada kulit kambing, siapa yang mau?" (kira kira begitulah pesan dalam tradisi tersebut)

Perayaan Lupercalia sendiri adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno. Selang waktunya antara tanggal 13-18 Februari. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Di hari itu, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu, setiap pemuda mengambil nama dalam kotak secara acak. Gadis yang namanya keluar harus jadi kekasihnya selama setahun penuh.

Buat apa? Apalagi kalau bukan untuk bersenang-senang, seks bebas dan jadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya meskipun selesai itu ditinggalkan.

Murah dan murahan

Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk minta perlindungan Dewa Lupercalia. Di kuil, para lelaki muda melecut pasangannya tadi dengan kulit binatang. Anehnya, para perempuan itu malah rebutan untuk bisa dapat lecutan. Karena, mereka menganggap, kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur (eramuslim.com).

Nah, tradisi Romawi kuno inilah bibit asal-muasal Valentine’s Day. Bukan yang lain.

2. Lalu Apa Hubungannya Tradisi Romawi Kuno dengan Valentine’s Day?
Sobat, peringatan Lupercalia yang sudah kita bahas di atas, ternyata sangat berkembang pesat di Eropa. Hal ini seakan jadi batu sandungan penyebaran agama Nasrani, yang saat itu tergolong sebagai agama baru di Eropa. Walhasil, untuk menarik jemaat masuk ke Gereja, maka perayaan pagan tadi diadopsi, dengan memberi kemasan kekristenan.

Paus Gelasius I pada tahun 469 mengubah upacara Roma Kuno Lupercalia ini menjadi Saint Valentine’s Day. Sebenarnya, Val Day ini adalah upaya Paus Gelasius untuk nyebarkan agama kristen lewat media budaya setempat. Dia mencoba menggantikan posisi dewa-dewa pagan yang ada, lalu ngambil St. Valentine sebagai sosok suci sebagai lambang cinta. Ini adalah bentuk sinkretisme agama. Alias pencampur adukan budaya pagan dan ajaran kristen yang asli. Akhirnya Hari Valentine diresmikan oleh Paus Gelasius pada 14 Februari tahun 498.

Anehnya, Paus Gelasius, pada tahun 496, bicara jujur jika sebenarnya yang diketahui secara pasti tentang martir yang dikenal orang-orang bernama Valentine adalah TIDAK ADA. Meski demikian, Gelasius tetap ngotot, jika tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Terkesan jika dipaksakan

Bahkan hingga saat ini, tidak ada kejelasan, siapa orang yang bernama Valentine itu. Ada beragam kisah tentang dia, dan konon semuanya hanyalah dongeng tentang sosok Valentine ini. Paling tidak, ada tiga dongeng yang umum tentang siapa Valentine.

Pertama, St. Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino. Dia mati pada 14 Februari 269 karena eksekusi dari Raja Romawi, Claudius II (265-270). Valentino menentang ketetapan raja untuk wajib militer dan malah menikahkan pasangan muda-mudi. Padahal, aturan yang ditetapkan adalah, boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer.

Kedua, Valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II. Dia ngomong kalo yesus adalah tuhan, dan ga mau nyembah dewa-dewa Romawi. Ia tewas karena dibunuh utusan raja. Oleh gereja, Valentine dianggap sebagai orang suci. Dia tewas pada pertengahan abad ke-3 Masehi dan lalu dikubur di Via Flaminia. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah gereja kecil di Roma. Ada sebuah gerbang di Roma yang disebut Gerbang Flaminian atau yang sekarang disebut Porta del Polopo. Dulu, konon disebut sebagai Gerbang St. Valentine.

Ketiga, seorang yang meninggal dan dianggap sebagai martir, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pada pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine. Kisah, yang terakhir ini tambah tidak jelas asalnya.

Nah, dari sini kita bisa mengambil sedikit simpulan, jika Valentine’s Day itu sebenarnya muncul dari sinkretisme alias pencampuradukan agama. Yaitu agama Kristen asli dan agama pagan, budaya romawi kuno. Dan satu yang hampir kamu lewatkan, yaitu tidak ada sama sekali hubungannya dengan Islam. Titik.

3. Tahukah kamu arti be my valentine?
Banyak orang yang bilang jika makna “be my valentine” punya arti “jadilah kekasihku”. Meski tidak ada referensi yang jelas. Padahal, Ken Sweiger dalam artikel Should Biblical Christians Observe It? (www.korrnet.org) menyebut bahwa, kata “Valentine” asalnya dari bahasa latin yang berarti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa.”

Jelas, kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi. Alhasil, kita sadar atau tidak, jika kita minta seseorang untuk ”be my valentine”, itu merupakan perbuatan yang hina dan sangat melecehkan Islam terang terangan. Kita meminta dia untuk jadi sang Maha Kuasa, dan juga menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam, jelas ini disebut syirik. Satu satunya dosa yang tidak bisa diampuni

4. Tetapi betulkah Val Day ada hubungannya dengan kasih sayang?
Jika kita bicara terus terang dan to the point, jelas hati kecil kitapun akan mengatakan Val Day dan kasih sayang tidak ada hubungannya. Koneksi Valentine’s Day dan kasih sayang adalah sesuatu yang dipaksakann. Menganggap bahwa Santo Valentinus adalah simbol kasih sayang dan cinta kasih, cuma sebatas pada pandangan orang-orang Nasrani semata.

Dan ini semua adalah doktrin yang dipaksakan oleh gereja. Apalagi saat ini, kasih sayang sering disimbolkan dengan dewa cupid (dewa asmara), yang membawa panah cinta. Padahal cupid yang berarti the desire atau hasrat, adalah putra Nimrod dewa Matahari. Konon dia sangat ganteng sehingga diburu hampir semua dewi bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Jadi tidak heran jika saat ini banyak yang menafsirkan cinta dan sayang dengan SEKS.

5. Lalu bagaimana dengan perayaan Val Day di berbagai negara?
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Serius dalam arti berhubungan badan. Ini semua yang bikin perayaan Valentine di sana lebih bersifat ‘dating’ atau sekedar one night stand, seringnya diakhiri dengan tidur bareng. Di sana, hampir tidak ada pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak disertai kontak fisik. (Mungkin kata mereka hambar)

Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya digambarkan sebagai hari dimana setiap pasangan boleh melakukan apa saja. Ini memang dianggap sebagai sesuatu yang lumrah di negara-negara Barat, pada malam itu. Malahan, di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ngapain? Yang pasti mereka tidak hanya sekedar ngopi dan siskamling semalaman. Kalau hal semacam ini sudah dianggap wajar, lantas bagaimana nanti jadinya negeri ini jika semua kebudayaan berkiblat ke sana.

6. Bagaimana hukumnya merayakan Val Day menurut Islam?
Sudah jelas sekali jika ini semua yang dijelaskan diatas membuat keharaman yang mutlak bagi umat Islam, yang mau ikut serta atau mencoba untuk nimbrung di dalamnya. Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, ”Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya mereka, dengan mengucapkan, ”Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah SWT. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah SWT dan lebih dimurkai daripada memberi selamat atas perbuatan minum khamr atau membunuh.”

7. Kalau cuma ikut-ikutan saja bagaimana?
Ibarat orang tertawa terbahak bahak tanpa ada hal lucu, itulah jawabannya. Seperti kerbau dicocok hidungnya, ikut saja. padahal jelas baginya Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. Thirmidzi). Malahan Allah SWT berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (TQS. Al Maidah: 51).

8. Kalau ada teman kita yang ikut merayakan Val Day, apa yang harus kita lakukan?
Ada beberapa tindakan nyata yang harus kita lakukan.

Pertama, pra tanggal 14, opinikan sama teman-teman kita, bahwa Valentine’s Day bukan budaya yang patut digugu dan ditiru. Kita bisa lakukann dengan mengadakan acara talk show yang berkisar tentang pembahasan Valentine’s Day dalam Islam, dialog bareng teman, atau bisa juga dengan masang pamflet, sebar buletin, bahkan aksi damai menentang Valentine’s Day.

Kedua, tanggal 14 Februari, kalau ada teman kita yang memberi selamat hari Valentine, terus terang saja, katakan jika kita sudah mengerti hari Val Day yang sesungguhnya.

Ketiga, pasca tanggal 14. Ada yang mengatakan, jika kita berbicara penentangan Val Day pada saat itu, sudah basi. Tetapi mereka lupa jika tidak ada kata terlambat untuk menyuarakan sesuatu yang positif. Teruslah berdakwah untuk menyadarkan teman-teman kita yang kurang menggunakan akalnya. Toh, ini bisa jadi tindakan preventif kita untuk tahun depan.

9. Begitu besarkah ancaman dosa karena ikutan Val Day? Ada Apa dibalik perayaan Val Day?
Benar. Allah dan Rasul-Nya sudah memberi peringatan sangat keras, bahkan Irene Handono dalam situsnya, mengutip kata Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds (1935) mengatakan, ”Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu.”

10. Jika hal ini sudah menjadi tradisi umum, Lalu siapakah yang mesti bertanggungjawab?
Terus terang, ini semua tanggung jawab kita bersama. Individu kita yang selama ini kering pemahaman Islam, hendaknya segera disiram embun ke-Islam-an. Sering-seringlah membaca dan mendengar kajian ke-Islam-an, supaya iman kita tidak mudah digoyang kata kata, diterpa budaya kebebasan yang kebablasan.

Masyarakat kita yang cuek, juga jadi biang kekacauan akidah umat. Apalagi negara kita yang tidak ada perlindungan sama sekali atas budaya western yang negatif. Akibatnya kompleks, ibarat penyakit, kita sekarang terkena komplikasi. 
 
sumber : http://situslakalaka.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar